Tanggal 20 September 2024 lalu, telah diadakan kegiatan pembekalan dan penyegaran untuk para Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan Pastoral di lingkungan Yayasan Santo Dominikus Kantor Cabang Yogyakarta (YSDKCY). Kegiatan ini di laksanakan selama 2 hari di Rumah Doa St. Dominikus Maguwo.
Ada beberapa pembicara yang akan membagikan ilmu dan materi, dan diharapkan dapat membangkitkan semangat, serta harapan untuk membangun iklim kepemimpinan yang lebih baik di lingkungan pendidikan YSDKCY.
Suster M. Rosiana Diana Rosilawati, OP sebagai Suster Kepala YSDKCY, dalam sambutannya menekankan pentingnya peran pemimpin dalam setiap Unit Sekolah. Beliau menjelaskan bahwa seorang pemimpin bukan hanya sekadar posisi, namun lebih pada tanggung jawab untuk memberikan contoh dan membimbing dalam mencapai tujuan bersama. “Kepemimpinan yang baik dimulai dari dalam diri kita sendiri,” tegas beliau.

Beliau juga mengingatkan bahwa seorang pemimpin harus selalu siap menghadapi berbagai tantangan dan perubahan zaman dengan kejujuran, kedisiplinan, serta kecintaan terhadap nilai Kebenaran atau Veritas. Dalam hal ini, Suster Rosi berharap agar para peserta dapat menjadikan Veritas sebagai pedoman dalam menjalankan tugas mereka sehari-hari.
Dengan semangat, Suster mengajak semua peserta untuk menjalani setiap tantangan yang ada dengan sukacita dan antusiasme. Para pemimpin diharapkan menjadi teladan bagi para siswa yang dipercayakan kepada mereka, menunjukkan sikap positif dan komitmen terhadap pendidikan. Diharapkan dalam kegiatan kali ini jiwa dan iklim kepemimpinan di Yayasan Santo Dominikus Yogyakarta bisa berkembang dan terimplementasi dengan baik.
Spiritualitas Kepemimpinan
Suster M. Albertine, OP sebagai ketua badan pembina Yayasan Santo Dominikus Yogyakarta, dalam sambutan dan sekaligus paparannya mengangkat tema penting mengenai spiritualitas kepemimpinan. Beliau menekankan bahwa kepemimpinan yang efektif sangat bergantung pada kemampuan pemimpin untuk meresonansi energi positif di dalam lingkungan kerja. Sebagai seorang pemimpin, adalah penting untuk menjadi agen perubahan yang dapat memancarkan energi positif dan berkontribusi dalam menciptakan suasana kerja yang kondusif.
Suster Albertine juga menjelaskan bahwa pemimpin yang baik harus mampu berbagi berkat dan menciptakan hubungan baik dengan anggota tim. Melalui contoh praktis, beliau menceritakan pengalaman bertemu dengan Paus Fransiskus beberapa saat lalu. Pertemuan tersebut tidak hanya menekankan pentingnya dialog, tetapi juga menunjukkan bagaimana vibrasi hati dapat menghasilkan atmosfer yang harmonis antara individu. Hal ini merupakan contoh nyata bahwa kepemimpinan tidak hanya tentang mengarahkan atau mengelola, tetapi juga tentang membangun hubungan yang saling menghormati dan memahami.

Lebih lanjut, Suster Albertine menyoroti pentingnya menata resonansi antara sesama anggota tim. Dengan menciptakan resonansi positif, anggota tim dapat mengembangkan kepercayaan dan kerjasama yang lebih baik. Dalam konteks ini, membangun budaya positif dalam unit sekolah menjadi hal yang sangat krusial. Setiap individu di dalam tim diharapkan dapat saling mendukung dan berkolaborasi demi pencapaian tujuan bersama. Oleh karena itu, pengembangan kemampuan untuk mengelola energi positif dalam tim harus menjadi fokus utama setiap pemimpin di Yayasan Santo Dominikus Yogyakarta.
Membangun Tim yang Solid Melalui Kepemimpinan yang Positif
Kepemimpinan yang positif merupakan kunci untuk membangun tim yang solid dan efektif. Dalam konteks Yayasan Santo Dominikus Yogyakarta, Suster Albertine menggarisbawahi pentingnya menciptakan atmosfer yang mendukung dan energik di dalam organisasi. Pemimpin memiliki peran krusial dalam menciptakan getaran positif yang dapat meluas ke seluruh anggota tim. Ketika pemimpin peka terhadap kebutuhan dan aspirasi anggota tim, mereka dapat menetapkan akuntabilitas yang mendukung kebersamaan dan kekuatan kolektif.
Komunikasi yang efektif adalah salah satu unsur utama dalam membangun tim yang solid. Pertemuan berkala yang dirancang dengan baik dapat menciptakan ruang bagi anggota tim untuk berbagi ide-ide, memberi dukungan, dan saling menginspirasi. Suster Albertine menekankan bahwa merumuskan kata-kata dan kalimat yang konstruktif selama rapat dapat memberikan dorongan bagi setiap individu untuk lebih berkontribusi dan aktif dalam tim. Dengan mendengarkan dan menghargai pandangan orang lain, pemimpin dapat menggalang komitmen dan rasa saling percaya yang sangat diperlukan.
Investasi hidup seorang pemimpin untuk orang lain juga tak boleh diabaikan. Pemimpin yang melibatkan diri secara langsung dalam pengembangan individu akan menciptakan resonansi energi positif yang dapat dirasakan seluruh anggota tim. Hal ini berarti pemimpin seharusnya hadir tidak hanya di ruang rapat, tetapi juga dalam interaksi sehari-hari. Dengan menerapkan pendekatan yang positif, tim dapat membentuk budaya saling mendukung dan memberdayakan. Ketika para anggota tim memahami bahwa mereka memiliki peran penting dalam kesuksesan kolektif, hal ini akan mendorong mereka untuk lebih berprestasi dan berkontribusi secara maksimal. Dengan demikian, seluruh organisasi dapat bergerak menuju tujuan bersama yang lebih besar.
Hidup Rasuli sebagai Dasar Kepemimpinan
Narasumber berikutnya yaitu Rm. Yuvensius Deny Sulistiawan , Pr. M. Hum, yang memberikan paparan dengan tema โPemurnianโ. Bersama Romo Deny, panggilan akrab beliau, semua peserta diajak kembali untuk menggali tentang leadership atau kepemimpinan.
Kepemimpinan yang efektif tidak dapat dipisahkan dari prinsip hidup rasuli. Konsep hidup rasuli ini menekankan pentingnya kebenaran dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam konteks kepemimpinan. Menurut Romo Deny, pemimpin yang baik harus selalu berpegang pada nilai-nilai kebenaran dan kejujuran, yang merupakan landasan dari ajaran dominikan. Nilai-nilai ini memberi arah dan tujuan, serta mendukung integritas dalam pengambilan keputusan.

Praedicare dan Veritas tidak hanya terbatas pada pengajaran teologis, melainkan juga memiliki dampak signifikan terhadap cara pemimpin berinteraksi dengan masyarakat. Hidup rasuli mengajak pemimpin untuk beradaptasi dengan konteks budaya dan sosial yang ada. Pembauran nilai-nilai ini dengan lingkungan yang beragam membantu pemimpin untuk lebih peka terhadap kebutuhan dan aspirasi orang-orang yang mereka pimpin. Kesadaran akan lingkungan sosial dan budaya mendorong pemimpin untuk menjalankan tugas mereka dengan lebih bijaksana dan penuh empati.
Lebih jauh, hidup rasuli mengajarkan pentingnya komunikasi yang jujur dan transparan dalam memimpin. Pemimpin yang memahami nilai-nilai dominikan akan mampu menginspirasi orang lain untuk berkomitmen pada kebaikan bersama. Dengan memprioritaskan Praedicare yang berarti memberitakan kebenaran pemimpin tidak hanya membangun kepercayaan, tetapi juga memfasilitasi pembentukan komunitas yang kuat. Melalui pendekatan ini, kepemimpinan dapat berkembang menjadi sosok yang tidak hanya memimpin dengan kekuatan, tetapi juga dengan hikmah dan kasih, menjadikannya lebih berdaya saing di tengah tantangan zaman.
Kompetensi Kepemimpinan dalam Konteks Sekolah
Kepemimpinan dalam konteks pendidikan merupakan suatu aspek yang krusial untuk mencapai tujuan pengelolaan sekolah yang efektif. Romo Yuvensius Deny Sulistiawan, PR mengemukakan sepuluh kompetensi kepemimpinan yang patut diperhatikan, di mana salah satunya adalah dominikan leadership. Kompetensi ini menekankan pentingnya pengembangan visi yang jelas dan kemampuan dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan pembelajaran. Seorang pemimpin yang baik perlu memiliki kemampuan untuk memotivasi dan menginspirasi staf serta siswa, sehingga tercipta sinergi dalam mencapai visi bersama.
Salah satu kompetensi penting yang perlu dimiliki pemimpin di sekolah adalah kemampuan untuk membangun iklim dan kultur sekolah yang sehat. Iklim yang positif berperan dalam meningkatkan motivation dan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar. Pemimpin harus mampu menciptakan rasa aman dan nyaman bagi semua warga sekolah, sehingga mereka dapat berkontribusi secara maksimal. Melalui komunikasi yang terbuka dan transparan, pemimpin juga dapat memperkuat hubungan antar anggota sekolah dan menghasilkan kolaborasi yang lebih baik.
Selain itu, pemimpin dalam konteks sekolah juga harus memiliki kemampuan untuk membuat keputusan yang berbasis data. Menggunakan data yang relevan dalam pengambilan keputusan akan memastikan bahwa kebijakan-kebijakan yang diterapkan dapat memenuhi kebutuhan siswa dan mendukung peningkatan mutu pendidikan. Kompetensi ini sejalan dengan prinsip kepemimpinan efektif yang selalu beradaptasi dengan perubahan dan tantangan yang ada dalam dunia pendidikan.
Oleh karena itu, kehadiran pemimpin yang memiliki kemampuan untuk mengelola dan mengembangkan kompetensi kepemimpinan seperti yang diuraikan oleh Romo Deny sangat penting. Dengan menguasai kompetensi ini, pemimpin akan lebih siap untuk menciptakan dampak positif bagi siswa dan masyarakat sekolah secara keseluruhan.
Dalam sesi yang dipimpin oleh Romo Yuvensius Deny Sulistiawan, PR, terdapat beberapa pokok penting yang dapat kita ambil sebagai pelajaran dalam tema pemurnian dan kepemimpinan. Konsep pemurnian yang telah dijelaskan menekankan pentingnya membersihkan diri dari berbagai pengaruh negatif agar dapat menjadi pemimpin yang lebih baik, yang tidak hanya memandu diri sendiri, tetapi juga dapat menginspirasi orang lain di sekitarnya. Keberanian untuk menghadapi kelemahan dan kesalahan sendiri adalah langkah pertama menuju kepemimpinan yang efektivitasnya dapat diterima dan dihargai.
Selain itu, nilai-nilai kepemimpinan yang berlandaskan pada integritas, empati, dan visi yang jelas dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Menerapkan nilai-nilai ini dalam interaksi sosial dan profesional dapat meningkatkan hubungan antarindividu dan memperkuat rasa komunitas. Dengan demikian, kita diundang untuk tidak hanya memahami teori, namun juga mengimplementasikannya dalam perilaku sehari-hari, baik di lapangan kerja, di sekolah, maupun dalam komunitas sosial di mana kita berada.
Sesi pertama Romo Deny ditutup pada pukul 19.00 untuk memberi waktu peserta untuk makan malam. Sesi selanjutnya, dibuka kembali pada pukul 19.30.

Pada sesi kedua di hari pertama Romo Deny ini, lebih banyak dilakukan diskusi membahas indikator-indikator apa yang sesuai dengan 10 kompetensi kepemimpinan yang ditawarkan. Pada kesempatan ini, para Kepala sekolah, Wakil Kepala sekolah dan Pastoral berkumpul bersama Unit atau Sekolah masing-masing. Hasil diskusi Unit akan dipaparkan satu-persatu untuk dapat dilakukan pendalaman lebih lanjut.

Akhirnya Pertemuan hari pertama Usai pada pukul 22.00. Saatnya peserta Pembinaan untuk istirahat. Sebelum berisitirahat di ruangannya masing-masing, terlebih dahulu ditutup dengan doa untuk bersyukur atas rahmatNya yang melimpah hari ini.
Lanjut di Hari kedua >>