Tradisi studi dalam pendidikan Dominikan tidak bisa dipisahkan dari hidup Santo Dominikus sendiri. Hal ini bisa kita ingat secara historis sejak abad ke-12 Santo Dominikus dan para pengikutnya berjuang keras untuk bisa tinggal dan bermukim di kota Paris sebagai kota kebudayaan dan pusat ilmu pengetahuan (Lambermond, hlm.76).
Dan setelah itu secara terus menerus para Dominikan diutus untuk studi ke pusat-pusat ilmu pengetahuan yang terkenal di dunia dan pada abad itu kota Paris menjadi pusat studi bagi ordonya.
Maka berbeda dengan ordo-ordo lama, ordo dominikan menganggap studi tidak sebagai sambilan, melainkan sebagai unsur hakiki dalam perundang-undanganya. Bahwa Ordo mementingkan studi itu bukan hal yang baru, yang baru ialah bahwa ordo dominikan memasukkan studi dalam Konstitusi dan membuat peraturan-peraturan tentang studi.
Dalam sejarah ordo-ordo religius, ordo Dominikanlah merupakan ordo pertama yang mengatur dan memajukan studi sebagai pilar penting dalam kehidupan ordonya (Lambermond, hlm. 110). Dalam perjalanan selanjutnya para Pauspun memberi berbagai privilese kepada sekolah-sekolah Dominikan untuk bisa berkembang dan melayani banyak anggota ordo lain untuk bisa menikmati studi yang baik di sekolah-sekolah Dominikan.
Semangat Santo Dominikus dalam studi dilanjutkan oleh para pengikutnya. Secara sangat nyata kita dapat melihat dalam diri Santo Thomas Aquinas. Ia merupakan guru dan teladan yang terbaik dalam studi.
Ajarannya diterima Gereja dan mempunyai pengaruh pada hidup intelektual serta memiliki ciri khusus. Maka dari itu sebagai pengikut Santo Dominikus kita harus meneladan Santo Thomas dan memberikan waktu secara khusus untuk studi sepanjang hidup kita (Konstitusi, No. 60).
Dalam tradisi Dominikan studi merupakan unsur pokok untuk mengenal Tuhan secara lebih dekat agar hidup kita semakin bermutu dan memiliki kompetensi dalam mewartakan Kebenaran bagi keselamatan umat manusia.
Melalui studi kita mengenal kebijaksanaan Tuhan yang tak terhingga dalam Kitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja dan mengembangkan diri secara profesional yang berkenan dengan tugas perutusan. Studi mempersiapkan kita dalam kontemplasi dan dari sanalah mengalir pewartaan kita.
Sumber : Buku Renstra – Yayasan Santo Dominikus